ISO merupakan tingkat kepekaan media perekam terhadap partikel cahaya. Pada film analog, ISO disebut dengan ASA atau DIN. Semakin tinggi nilai ISO, kamera akan semakin peka terhadap cahaya, namun nilai ISO semakin tinggi berakibat foto akan semakin rentan terhadap noise. Noise adalah titik titik cahaya 'palsu' yang bukan bagian dari pola cahaya yang sesungguhnya, yang ditangkap oleh lensa. Noise berasal dari sensor digital. Noise membuat foto terlihat berbintik-bintik dan tidak bersih. [ISO 100 ISO 400 ISO 800 ISO 1600]
Shutter Speed merupakan lamanya media perekam terekpos dan merekam cahaya. Semaqkin lama waktunya, semakin tinggi nilai Ev yang di dapat. Namun shutter speed yang lambat dapat berakibat tangan kamu yang memegang kamera akan bergoyang, sehingga hasil fotonya menjadi kabur. Kemungkinan lainnya adalah objeknya bergerak, sehingga walaupun kamera tidak bergoyang, namun fotonya tetap menjadi kabur. Oleh sebab itu, jangan menggunakan shutter speed terlalu rendah ketika memotret objek bergerak seperti mobil, manusia, binatang, dll, kecuali memang tujuan kamu untuk merekam gerakan tersebut.
Shutter speed mulai dari 1/1000 detik sampai 30 detik ( kalo di kamera ak, itupun kalo ga salah, hehe....)
Apperture merupakan besarnya bukaan atau jalur cahaya pada lensa. Apperture dapat di analogikan sebagai ukuran bukaan keran air, semakin besar ukuran bukaannya, semakin banyak /deras air mengalir. Demikian juga dengan apperture, semakin besar apperture, semakin banyak cahaya yang masuk melalui lensa, dan semakin tinggi nilai Ev yang di dapat.
APPERTURE BESAR MEMBUAT BENDA BENDA DI BELAKANG DAN DI DEPAN POI MENJADI KABUR/BLUR. EFEK INI SERING DIGUNAKAN UNTUK MENGISOLASI POI DARI LATAR BELAKANGNYA
APPERTURE KECIL MEMBUAT SEBAGIAN BESAR BENDA BENDA DALAM FRAME TERLIHAT TAJAM. APPERTURE KECIL JUGA DAPAT MEMBUAT EFEK BINTANG PADA LAMPU :
0 komentar:
Posting Komentar